Senin, 04 Juni 2012

Katakanlah diKerjakan

Ahmad Hidayat Mus
Seperti kata orang bijak, ”Bahwa tidak akan lahir seorang pelaut yang ulung dari laut yang tenang, juga tak akan ada seorang pemimpin yang mampu bertahan dan terampil jika tidak melalui perjalanan hidup yang penuh onak.” Tidak sedikit pemimpin yang dilahirkan dari perjalanan hidup yang sangat berat dan berliku. Bahkan semua founding father negeri ini, baik Soekarno, Hatta, Sjahrir, Soedirman telah merasakan pahit getirnya hidup hingga menggapai sukses. Sehingga, ketika berada di pucuk pimpinan, mampu merasakan keinginan dan harapan rakyat yang akan diwujudkan. 
Begitu pula di negeri asing. Sebutlah Mahatma Gandhi. Tokoh India ini dengan segala kesehajaannya, harus menempuh kehidupan berat hingga mampu menyelamatkan negerinya dari kesengsaraan kolonialisme Inggris. Walau, ia akhirnya harus tewas di tangan rakyatnya yang tak ingin melihat Gandhi menyatukan umat Hindu dan Islam. 
Beragam onak telah dilalui seorang anak manusia bernama Ahmad Hidayat Mus (AHM) untuk menuju puncak, tapi kenyataannya gelombang dahsyat itu takkan pernah usai. Beragam ujian, ia harus lewati mulai dari bawah hingga dipercaya sebagai nakhoda kapal bernama kabupaten kepulauan Sula. Terpaan fitnah pun menerpanya. 
Haji Mad, begitu biasa ia disapa, tak bergeming. Ia selalu teringat akan nasihat orang bijak, bahwa ”Kalau orang iri pada kamu, tengadahkan tanganmu dan berdoa kepada Allah seraya ucapkan Alhamdulillah. Maka kita akan diperhitungkan orang, bahkan kalau perlu tuba dibalas susu.” Haji Mad boleh dikata mampu mengemban tuntutan zaman yang membuatnya memperoleh sederet penghargaan. Kiprahnya selama ini adalah bukti keberhasilan yang tetap diinginkan rakyat. Dan Haji Mad mampu melangkah diantara deru ombak untuk mengantar keluarga dan masyarakat daerah ini berlayar menuju pulau harapan. 
Memang, kehidupan masih panjang. Haji Mad tetap bertekad menjadi manusia yang berarti bagi daerahnya Maluku Utara, bangsa dan negaranya. Ia sangat berharap, manusia Indonesia, khususnya masyarakat Maluku Utara, mampu melewati onak dan ombak kehidupan yang ganas dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan bahwa Tuhan takkan pernah memberi ujian pada umatnya tanpa bisa dilewati. Toh, ia tak ingin ”tikus mati di lumbung”, tapi mendambakan sebuah perahu yang senantiasa setia mengangkut penumpang untuk berlayar ke manapun. Dan, bersamanya melewati deru ombak dan gelombang samudera.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

Rekomendasi Anda